Chengdu - Saat ini, beberapa negara sudah mulai menggunakan jaringan 5G, di antaranya Jepang, Korea, dan Tiongkok. Hal tersebut disampaikan oleh The Head of Greater China and Head of Asia, GSMA, Sinan Chen Bo dalam acara Huawei Asia-Pacific Innovation Day ke-5 di Chengdu, Tiongkok, Selasa (3/9/2019).
Menurutnya, keunggulan 5G tidak hanya terletak pada kecepatannya, tetapi juga jaringannya yang fleksibel. Dia menilai, jaringan 5G berperan besar untuk mendukung perkembangan ekonomi negara, terutama negara-negara di Asia Pasifik.
"Hingga kuartal kedua 2019, 86 operator dari 56 negara mengumumkan tanggal peluncuran layanan mobile 5G. Tidak hanya untuk menghadirkan pengalaman lebih baik, jaringan 5G juga akan berperan dan berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara," ujar Sinan.
Dia juga menyebut, lebih dari separuh koneksi jaringan 5G dunia akan dapat ditemukan di negara di Asia Pasifik.
"GSMA memprediksi, ada sekitar 54 persen total koneksi selain Internet of Things (IoT) pada tahun 2025 mendatang dan akan berkontribusi senilai USD 890 miliar," ucapnya.
Revolusi Industri 4.0
Menurut Sinan, operator di Asia Pasifik akan menginvestasikan sebanyak lebih dari USD 500 miliar pada belanja modal keseluruhan di periode yang sama, lebih banyak dari operator di wilayah lainnya. Dia menekankan, 5G tidak hanya soal membangun saja, tetapi juga penggunaannya.
"Revolusi industri 4.0 menjadi salah satu momentum tepat untuk mendorong pemanfaatan 5G dalam membangun industri dan ekosistem," kata dia.
Berkat jaringan ini, lanjut Sinan, hal-hal mulai dari robotika, machine learning, dan lainnya, dapat dilakukan secara otomatis dan efisien. Dia juga mengatakan, jaringan 5G tidak hanya dapat dimanfaatkan pada sektor industri, tetapi juga sektor lainnya seperti listrik.
"Dengan jaringan ini, tugas inspeksi daya dapat dilakukan secara otomatis. Jaringan ini mampu menginspeksi sebanyak 50 jalur listrik secara otomatis," pungkas Sinan.
Dengan demikian, sambung dia, hasil inspeksi dapat dikirim secara lebih cepat, sehingga menghemat waktu.
(Devira/Why)