Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun menilai, Indonesia hingga saat ini masih perlu mempersiapkan perkembangan teknologi. Hal ini disampaikan usai menghadiri acara Huawei Asia-Pacific Innovation Day ke-5 di Chengdu, Tiongkok, Selasa, 3 September 2019.
"Saya kira, pertama, karena dengan Huawei, ya mungkin perkuat Research and Development (RND) dengan universitas-universitas di Indonesia untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia, bukan hanya menerima, tetapi juga mengembangkan teknologi," ujar Djauhari.
Menurutnya, penyebaran RND harus merata, tidak hanya di Tanah Jawa, tetapi juga di wilayah timur Indonesia, termasuk Kalimantan. Apalagi, kata dia, mengingat Ibu Kota akan pindah ke Kalimantan Timur.
"Kemudian continue to merangkul milenial Indonesia karena mereka akan pertama pakainya dan keuntungannya dari kemajuan teknologi. Karena mereka akan paling cepat terima, adaptasinya cepat sekali," papar Djauhari.
Tidak Cukup Sosialisasi Saja
Selanjutnya, sambung dia, sekadar sosialisasi ke pejabat-pejabat terkait dinilai tidak cukup.
"Tidak hanya sosialisasi, more than that, karena kalau sosialisasi, kita kan hanya memberi tahu, tetapi ini (harus) ada unsur mengajarkan juga kepada pejabat-pejabat Indonesia dan swasta yang akan terlibat dalam ini, BUMN, pejabat pemerintah, dan lain-lain karena ini (perkembangan teknologi) cepat sekali," kata Djauhari.
Oleh karena itu, ia pun meminta Huawei agar bisa menjelaskan soal perkembangan teknologi yang sudah begitu cepat saat ini.
"Karena saya kira Huawei kan termasuk yang transfer teknologi tidak kikir, jadi lebih cepat dia ajarin anak muda itu juga. Jadi ini yang bagus,” ucapnya.
"Continue to reach out kalangan milenial karena they are the component. Mulai pertama saya lihat mobile phone itu, mobile phone paling banyak di Indonesia kan (pengguna) milenial, cepat aja nanti mereka," pungkas Djauhari.
(Devira/Why)